“Ini hari dimana gue akan mulai petualangan gue! saksikan”

“Ini hari dimana gue akan mulai petualangan gue! saksikan”

 

Gak ada waktu yang lebih tepat untuk mulai petualanganmu selain hari ini” Sebuah kalimat yang terdengar ala motivator banget. Tapi sayang nya Ini bukan artikel untuk motivasi, tapi sebuah opini

Kita sekarang hidup di era paling ajaib ya bro, era dimana bisa panggil mobil, motor, sampai kopi pakai handphone. Indonesia menjadi salah satu negara paling aktif di sosial media.

Jakarta menjadi kota paling aktif untuk Instagram stories, apa yang sebenarnya terjadi?

Parameter kemakmuran negara paling fundamental bergantung pada produktifitas negara tersebut, dan faktor nomor 1 dari sebuah negara yang produktif adalah jumlah penduduk di usia produktif. Saat ini negara Indonesia lagi kebanjiran penduduk di usia produktif. Sebuah proses alami yang terjadi di negara negara berkembang. Negara ini sedang tumbuh dan mendapatkan momentum, sayangnya ini tidak akan terjadi selamanya, diprediksi  hanya akan terjadi sekitar 10-15 tahun kedepan.

Apa hubungannya bonus demografi ini dengan momentum?

Simplenya, seiring masuknya penduduk ke usia produktif, mereka akan masuk pelan pelan ke kelas menengah, yang dimana pendapatan akan bertambah.

Apa yang terjadi saat pendapatan bertambah?

Pengeluaran ikut bertambah. Yang tadinya mungkin makan di mall sebulan sekali waktu kuliah, sekarang makan sudah hampir tiap hari di mall plus ngopi ngopi lucu sore nya, yang tadinya liburan ke mall, sekarang liburan ke luar negeri, yang tadinya naik kendaraan umum, sekarang sudah naik mobil atau motor, banyak banget contohnya ga akan habis. Properti, kesehatan, leisure, food beverage, kendaraan adalah contoh industry yang akan mendapatkan momentum tersebut, industry konsumsi.

Kita beruntung tumbuh besar di era digital, “force of momentum” terbesar yang hanya generasi kita akan rasakan. Tidak akan terjadi di generasi selanjutnya. Tidak terjadi di generasi sebelumnya.

Nah sekarang, apa yang mau kita lakukan mengetahui fakta fakta ini? Mau diem aja dan membiarkan momentum ini berlalu, atau mau mencoba mengejar ide ide liar nan brilian yang bikin gak bisa tidur semalem?

Apapun idenya, apapun masalah nya, kenapa gak dicoba aja sekarang? Dimana dahulu untuk memulai usaha dibutuhin modal. Untuk mulai sebuah gerakan sosial dibutuhkan reputasi, dibutuhkan pengaruh, sekarang faktor itu tidak penting. Sekarang era dimana kita berkompetisi lewat kualitas, kompetisi lewat kualitas karya.

Kalau gitu kita mesti mulai dari mana? Pertanyaan ini terus terang kita juga gak bisa jawab. Terlalu random untuk dirumuskan.Bagaimana kalau kita sepakat aja? Kita sepakat untuk mulai dari hal paling simple. Hal yang personal dan unik yang hanya kalian yang rasakan.

Brodo dimulai dari masalah pribadi yang simple, cari sepatu yang sesuai ukuran dan sesuai kantong di Bandung susah. Pelan pelan kita bangun terus visi nya menjadi lebih besar lagi untuk menjadi brand sepatu asal Indonesia yang bisa bersaing di kancah global

Buat mereka yang biasanya meragukan dan menertawakan, kasih pelukan paling erat, ajak selifie dan katakan, “Ini hari dimana gue akan mulai petualangan gue! saksikan”

Lets Live epic brothers!

Yukka Harlanda – CEO Brodo


1 comment

  • Syahroni Hidayat

    Aloga series


Leave a comment

Please note, comments must be approved before they are published

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.